Memasuki bulan Ramadan tahun ini, Citra berjanji akan lebih berhemat dibandingkan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Maklum, di tahun-tahun sebelumnya Citra biasa menghabiskan satu bulan gaji plus tunjangan hari raya (THR) tanpa sisa. Akhirnya, ia tak bisa mengalokasikan dana untuk tabungan, investasi, atau menutup utang.
Nah, di hari pertama dan kedua puasa tahun ini, Citra berbuka puasa di rumah. Jadi, dompetnya relatif “aman”. Memasuki hari ketiga dan keempat, Citra mulai kedatangan undangan dari geng kuliah dan anak-anak kantor untuk buka puasa di mal. Di hari kelima, giliran teman-teman SMA ngajak buka bareng di restoran all you can eat, lanjut nonton bioskop.
Memasuki minggu kedua Ramadan, Citra mendapat lebih banyak lagi undangan berbuka dan ngabuburit dari berbagai komunitas pertemanan. Padahal, Citra belum mengamankan beberapa kebutuhan Lebaran yang lebih krusial seperti tiket mudik ke Padang, membayar zakat, membayar THR karyawan di rumah, dan angpao untuk sanak saudara. Duh, pusing ya! Apakah Anda juga sedang mengalami kondisi seperti Citra?
Tenang. Mumpung masih minggu kedua puasa, masih ada waktu untuk Anda menyiasati agar pengeluaran selama bulan Ramadan tidak membengkak.
Di bulan puasa, ada banyak jajanan buka puasa yang ditawarkan di sekitar kita, seperti kolak, es teler, es blewah, gorengan, dan aneka jajanan lainnya yang menggugah selera. Kalau melihat aneka jajanan seperti ini, rasanya ingin memborong semuanya. Maklum, puasa seharian sering bikin Anda lapar mata. Lagipula, aneka jajanan ini ditawarkan murah-meriah. Padahal, jika membeli semua kudapan tersebut, apakah Anda yakin dapat menghabiskannya?
Anda tentu sering mendapat undangan buka puasa bersama seperti yang dialami oleh Citra, bukan? Umumnya, masyarakat Indonesia mengadakan undangan buka bersama untuk menjaga silaturahmi. Tak ada yang salah dengan kumpul bersama. Namun yang jadi masalah jika pengeluaran makan di saat buka puasa tersebut lebih besar daripada pengeluaran makan di bulan-bulan biasa.
Di bulan ini, Anda mungkin berencana untuk mengirim hantaran buka puasa atau bingkisan Lebaran untuk kolega, saudara, atau sahabat. Jika tidak direm, ini juga bisa bikin bokek.
Yang termasuk dalam pos ini adalah belanja pakaian baru, sepatu baru, tas baru, dan barang-barang konsumtif lainnya. Padahal percaya deh, baju Lebaran tahun lalu juga pasti masih kinclong.
Untuk para perantau, Lebaran merupakan momen yang ditunggu-tunggu agar bisa mudik ke kampung halaman dan berkumpul bersama sanak-saudara. Jadi sebetulnya, bujet transportasi mudik harus menjadi prioritas. Bujet ini bisa saja membengkak jika Anda membelinya mepet.
Jajanan buka puasa memang tampak menggoda. Tapi daripada Anda beli jajanan berlebihan, lebih baik batasi untuk membeli satu atau dua jenis kudapan saja. Atau, Anda bisa patungan dengan teman kantor lalu sharing. Dengan demikian, bujet yang Anda keluarkan tidak membengkak, makanan yang dibeli pun tidak akan terbuang sia-sia.
Kumpul bersama teman-teman setahun sekali memang seru. Tapi agar dompet Anda tidak bolong, coba deh batasi kegiatan buka puasa bersama hanya sekali seminggu. Sisanya, Anda bisa buka puasa bersama keluarga di rumah. Atau Anda juga bisa memakai cara lain, yakni membatasi bujet buka puasa sama dengan bujet Anda untuk makan sehari – tidak lebih dari itu.
Jika Anda dan teman-teman berencana mengadakan acara buka bersama, jangan segan mengusulkan tempat yang ramah di kantong, seperti food court. Dengan demikian, Anda bisa memilih makanan yang sesuai dengan bujet Anda. Lalu, Anda juga bisa menghemat dengan cara membawa minum atau nasi sendiri.
Cara lainnya yang bisa Anda coba untuk menekan bujet buka puasa ialah dengan potluck, di mana setiap anggota komunitas membawa makanan lalu memakannya bersama-sama. Dengan teknik ini, Anda bisa membawa makanan sesuai kemampuan kantong Anda.
Ketimbang membeli baju baru, tas baru, dan sepatu baru, ada baiknya Lebaran tahun ini Anda memadu-padankan koleksi busana yang ada di lemari dengan sepatu dan tas yang sudah ada. Dijamin, penampilan Anda tetap chic dan strategi ini akan bikin isi kantong Anda aman terkendali. Jika Anda punya kebiasaan membeli hantaran buka puasa atau bingkisan Lebaran untuk kerabat dan kolega, usahakan membeli dengan promo kartu kredit atau diskon merchant untuk menekan harga.
Ini untuk menghindari lonjakan harga tiket.
Pengeluaran Lebaran selama di kampung halaman juga tak jarang tak terkendali. Contoh pengeluaran jenis ini adalah angpao untuk sanak saudara dan tetangga, jamuan open house Lebaran, dan lain sebagainya. Agar tidak membengkak, tetapkan bujet untuk angpao, open house, dan pengeluaran lainnya selama di kampung dan berusahalah untuk tidak keluar dari bujet tersebut. Anda bisa juga sharing bujet open house bersama keluarga agar beban tersebut terasa ringan.
Agar THR Anda tidak ludes, pastikan Anda mengalokasikannya pada empat pos keuangan berikut:
Yang pertama harus Anda lakukan dengan THR ialah membayar THR karyawan seperti asisten rumah tangga, pengasuh anak, sopir, tukang kebun, dan satpam lingkungan. Jika Anda punya usaha, termasuk juga pada pos ini membayar THR karyawan bisnis Anda. Manfaatkan pula THR Anda untuk berbagi dengan sesama lewat zakat fitrah dan angpao. Umat Islam wajib membayar zakat fitrah sebesar 3,5 liter atau setara dengan 2,7 kilogram makanan pokok. Jika diuangkan, nilai ini setara dengan Rp45.000-Rp50.000. Selanjutnya, sisihkan pula THR Anda untuk memberikan angpao kepada sanak saudara atau tetangga ketika silaturahmi.
Selanjutnya, manfaatkan THR untuk pos keuangan Anda seperti tabungan, investasi, dan menambah bujet untuk membayar premi asuransi kesehatan atau asuransi jiwa.
Setelah itu, gunakan THR untuk belanja kebutuhan Lebaran, seperti belanja jamuan open house, bingkisan Lebaran, hantaran buka puasa, dan beli tiket mudik.
Jika masih ada sisa, gunakan THR Anda untuk menutup utang berjalan seperti tagihan kartu kredit.
Ada beberapa biaya yang tidak bisa dihindari dan jumlahnya besar, seperti tiket pesawat untuk mudik. Jika THR tidak cukup untuk menutup biaya tersebut, ada beberapa cara yang bisa ditempuh agar Anda tetap bisa membeli tiket mudik tanpa terjebak pada utang berbunga tinggi yang bisa menimbulkan bencana keuangan. Strateginya:
1. Coba gunakan gaji di bulan puasa sebagai tambahan untuk membeli tiket
2. Jika menggunakan sebulan gaji terlalu berat, Anda bisa menyisihkan sebagian gaji setiap bulan selama setahun untuk biaya tiket
3. Pertimbangkan mencari tambahan penghasilan lewat kerja sampingan
Semoga dengan panduan di atas, Anda sudah tidak pusing lagi melakukan perencanaan keuangan selama Ramadan. Selamat berpuasa, ya!