Ternyata, sebagian besar orang Indonesia tidak siap menghadapi pensiun. Merujuk pada survei yang dilakukan oleh HSBC bertajuk “Future of Retirement, Bridging the Gap” yang dilansir oleh Kompas (Februari 2019), baru sedikit yang telah menabung untuk pensiun. Sementara sebanyak 76% dari 1.050 responden mengharapkan sokongan finansial dari anak ketika masuk usia pensiun. Nah lho!
Jika sebentar lagi Anda akan memasuki usia pensiun, maka ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan persiapan finansial. Menurut perencana keuangan Giri Sulandar, persiapan menuju pensiun merupakan tujuan utama dalam perencanaan keuangan bagi setiap karyawan, baik karyawan swasta maupun pegawai negeri.
“Karena pada saat pensiun, kondisi keuangan maupun aktivitas seseorang sudah berbeda dengan sebelumnya. Itu sebabnya, sebaiknya seseorang mengecek dana pensiun yang akan diterima secara berkala. Dengan cara ini, seseorang dapat gambaran seperti apa kondisi saat pensiun nantinya,” ujar Giri, Mei 2019.
Berikut ialah beberapa perencanaan keuangan yang bisa dilakukan seseorang sebelum memasuki usia pensiun.
Jika Anda kini berusia 45 tahun, maka Anda masih punya waktu 10 tahun untuk membentuk dana pensiun. Pakailah waktu yang tersisa ini untuk memilih investasi apa yang dipakai untuk menaruh dana pensiun. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan rentang waktu ini untuk mempersiapkan aktivitas yang akan dilakukan pada saat pensiun nanti. “Gunakan pula waktu yang ada untuk memetakan pengeluaran setelah pensiun,” ujar Giri.
Baca juga: Orang Tua Akan Pensiun, Bagaimana Kesiapan Anda?
Pencairan dana pensiun tidak bisa instan. Jika Anda merupakan pegawai negeri sipil, sebisa mungkin urus pencairan dana pensiun Anda paling lambat enam bulan sebelum pensiun. Harapannya, jika Anda mengurus pencairan dana pensiun sejak jauh-jauh hari, maka ketika pensiun tiba, Anda bisa langsung menikmati dana pensiun.
Sementara jika Anda karyawan swasta, ketahuilah syarat-syarat pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan paling lambat enam bulan sebelum pensiun. Syarat-syarat pencairan JHT antara lain surat keterangan berhenti kerja atau paklaring, fotokopi KTP, fotokopi kartu BPJS Ketenagakerjaan, fotokopi Kartu Keluarga, dan fotokopi buku tabungan. Setelah Anda mengajukan pencairan JHT di BPJS Ketenagakerjaan atau bank yang ditunjuk, maka dana pensiun akan cair dalam waktu 10 hari hingga 14 hari.
Sementara jika Anda menyimpan dana pensiun secara mandiri di Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), tabungan bank, atau instrumen keuangan lainnya, tanyakanlah prosedur dan syarat-syarat pencairan dana pensiun minimal enam bulan sebelum masa pensiun tiba. Khusus bagi Anda yang menabung dana pensiun secara mandiri, jangan lupa pula untuk mengecek perkembangan dana pensiun secara berkala, minimal setahun sekali. Hal ini penting untuk mengetahui apakah dana pensiun Anda memenuhi target atau tidak. Jika ternyata belum mencapai target, mungkin Anda bisa memindahkan dana ke instrumen keuangan yang lebih agresif.
Sebelum masuk usia pensiun, ada baiknya Anda melakukan financial check up yang meliputi pengeluaran ketika pensiun, utang, dan aset. Yang termasuk dalam pengeluaran saat pensiun ialah pengeluaran sehari-hari serta beban keuangan yang mungkin masih akan ditanggung.
“Misalnya, apakah saat pensiun Anda masih akan menanggung dana pendidikan anak atau biaya menikahkan anak,” papar Giri.
Ketika melakukan financial check up, Anda bisa memeriksa apakah dana pensiun yang Anda miliki cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari atau tidak. Jika tidak, mungkin Anda harus menekan pengeluaran. Misalnya, ketika masih produktif Anda biasa menghabiskan akhir pekan dengan makan di mal.
Saat masa pensiun tiba, Anda bisa mengubah kebiasaan ini dengan piknik, alias membawa bekal dan bertamasya di ruang terbuka. Jika setiap akhir pekan Anda bisa menghabiskan Rp500.000 untuk makan di mal, maka jika Anda bisa mengubah kebiasaan ini, Anda sudah bisa menghemat Rp2 juta dalam sebulan. Anda juga bisa menghemat kebiasaan jajan kopi dengan bikin kopi sendiri di rumah. Jika satu hari Anda biasa menghabiskan Rp50.000 untuk kopi, maka kalau pos ini dihilangkan, setidaknya Anda bisa menghemat Rp1 juta dalam sebulan. Lumayan, kan?
Jika saat ini Anda masih memiliki utang, usahakanlah untuk melunasi utang tersebut sebelum Anda memasuki usia pensiun. “Dengan adanya tanggungan utang yang harus dibayar setiap bulannya sedangkan penghasilan bulanan telah berhenti, maka ini akan memberatkan cashflow Anda saat pensiun,” lanjut Giri. Ada beberapa cara yang bisa Anda pakai untuk melunasi utang. Pertama, Anda bisa memakai dana pensiun untuk membayar utang. Kedua, Anda bisa menjual aset tidak produktif untuk melunasi utang.
Apa sih yang dimaksud dengan aset tidak produktif? Aset tidak produktif adalah aset yang tidak mendatangkan penghasilan, tidak mendukung pekerjaan Anda, atau bisa juga berupa aset nganggur. Misalnya nih, saat ini Anda punya aset properti yang lokasinya jauh sehingga tidak Anda tempati. Ketika Anda ingin menyewakan properti tersebut, belum ada konsumen yang berminat. Mungkin ada baiknya Anda menjual aset tersebut. Begitu pula jika Anda punya mobil lebih dari satu.
Mungkin ketika Anda masih produktif, semua mobil terpakai. Namun ketika masuk usia pensiun, apakah semua mobil tersebut akan terpakai? Jika ada mobil yang akhirnya menganggur, maka Anda bisa mempertimbangkan untuk menjual mobil tersebut. “Tetapi jika kendaraan tersebut dapat memberikan tambahan penghasilan, misalnya disewakan untuk taksi online atau rent car, selama tidak mengeluarkan biaya operasional atau perawatan sendiri, maka Anda bisa mempertahankan mobil tersebut,” kata Giri.
Baca juga: Yakin Asuransi Kantor Anda Sudah Mencukupi?
Yang juga tak boleh diabaikan dalam memasuki masa pensiun ialah dana darurat. Giri mengatakan, sebaiknya dana darurat yang disiapkan seseorang yang akan masuk usia pensiun jumlahnya lebih besar ketimbang ketika ia masih aktif bekerja. Dana darurat ini berfungsi sebagai dana siaga bagi Anda dan keluarga. Tempatkan dana darurat ini pada instrumen yang mudah dicairkan seperti tabungan dan emas.
Selain itu, untuk menghindari pengeluaran yang besar akibat jatuh sakit, Anda juga perlu melindungi diri dengan asuransi kesehatan. Lalu, mengingat Anda sudah tidak aktif bekerja dalam waktu dekat, Anda bisa membeli asuransi jiwa tradisional yang biayanya lebih murah dengan uang pertanggungan optimal.
Masa pensiun seharusnya menjadi masa di mana Anda bisa menikmati hasil jerih payah Anda selama masa produktif. Mewujudkan hal itu dengan melakukan perencanaan keuangan yang matang.