Lompat ke konten utama
Kesehatan Finansial

Anda Seorang Freelancer? Begini Tips Mengelola Keuangan Agar Hidup Tetap Nyaman

03/2023
person looking at a webpage

Anda termasuk pekerja tidak tetap? 

 

Kalau iya, tidak perlu berkecil hati. Di masa kini, menjadi pekerja tidak tetap merupakan sesuatu yang biasa. Mengapa demikian? Karena saat ini banyak perusahaan yang merekrut fresh graduate sebagai pegawai tidak tetap. Setelah lulus masa percobaan, barulah para first jobber itu mendapat status pekerja tetap.

Ada juga profesional memang sengaja memilih menjadi pekerja tidak tetap atau freelancer, dengan alasan ingin memiliki waktu kerja yang lebih fleksibel. Nah, para freelancer ini sejatinya juga pekerja tidak tetap.

Jadi, menjadi pekerja tidak tetap bukanlah masalah, asalkan Anda dapat mandiri menyiapkan perencanaan keuangan yang matang agar tidak menjadi beban keuangan bagi orang tua, keluarga, teman ataupun kerabat. Caranya? Simak langkah berikut.

 

1. Kunci pengeluaran setiap bulan

Menjadi pekerja tidak tetap berarti berhadapan dengan ketidakpastian penerimaan. Untuk bisa bertahan di masa paceklik, pekerja tidak tetap harus rela menahan pengeluarannya di angka tertentu. Apa saja pengeluaran yang harus ada, serta berapa besar nilainya, tentu disesuaikan dengan kondisi masing-masing pekerja tidak tetap.

Namun tentu ada beberapa biaya yang jelas harus ada untuk kebutuhan hidup sehari-hari, seperti makan-minum dan transportasi. Namun, dalam menyusun anggaran pengeluaran, usahakan menyeleksi seketat mungkin. Dan yang lebih penting lagi, anggaran pengeluaran itu harus benar-benar dijalankan, dan tidak terhenti menjadi sekadar angka-angka di atas kertas.

Kendalikan pos keuangan yang berkaitan dengan hal tersier seperti contohnya biaya nongkrong dengan teman. Usahakan biaya nongkrong ini tidak lebih dari 10% per bulan. Artinya, jika pengeluaran Anda sudah mencapai bujet tersebut, maka Anda harus mengerem keinginan nongkrong. Atau, gantilah agenda nongkrong di luar menjadi di dalam rumah atau piknik sehingga Anda tetap dapat kongkow, tapi kantong tidak “bolong”.

 

2. Persiapkan dana darurat

Setiap manusia dewasa yang ingin memiliki kebebasan finansial, sudah seharusnya memiliki dana darurat. Keberadaan dana darurat ini menjadi semakin krusial untuk para pekerja tidak tetap. Karena dengan adanya dana darurat, Anda tetap dapat beraktivitas meskipun terjadi risiko kehilangan pekerjaan, pemasukan turun, atau bahkan tidak ada pemasukan.

Pertanyaan yang mungkin melintas di benak Anda adalah bagaimana cara membentuk dana darurat ini? Caranya, sisihkan 10% dari penghasilan untuk dana darurat.

Besar dana darurat tentu tergantung pada status masing-masing pekerja tidak tetap. Anda yang masih berstatus lajang, bisa menyiapkan dana darurat minimal tiga kali pengeluaran bulanan. Sedangkan untuk Anda yang sudah berkeluarga, dana darurat setidaknya setara dengan enam kali hingga 12 kali pengeluaran bulanan.

 

3. Bersikap konservatif saat berutang

Di masa kini, menemukan penawaran pinjaman semudah mencari gorengan. Namun yang perlu diingat, syarat dan tentu konsekuensi dari berutang tidak pernah berubah. Jadi, sebelum terbelit oleh utang yang menumpuk, pertimbangkan kemampuan Anda untuk melunasi utang tersebut.

Ukuran paling sederhana untuk mengukur kemampuan melunasi utang adalah membandingkan antara besar cicilan utang yang harus Anda tanggung per bulan dengan besar penghasilan Anda per bulan. Anda dibilang masih layak memiliki utang jika rasionya tidak lebih dari 30%.

Namun sebagai pekerja tidak tetap, Anda juga punya risiko untuk mengalami pendapatan yang berkurang atau tertunda. Itu berarti, Anda harus bersikap lebih konservatif lagi dalam mencari utang. Sebelum mengambil pinjaman, pikir secara masak-masak manfaat dari dana pinjaman yang Anda terima. Jika memang pinjaman itu memiliki nilai produktif, tentu Anda patut mempertimbangkannya. Namun jika pinjaman itu hanya untuk konsumsi saja, sebaiknya ditunda.

 

4. Miliki asuransi untuk menangkal risiko

Di antara kelompok biaya yang harus disediakan oleh pekerja tidak tetap, salah satu yang perlu dimiliki adalah pengeluaran untuk premi asuransi. Sisihkan minimal 10% dari penghasilan bulanan Anda untuk asuransi. Pandangan bahwa asuransi hanya diperlukan oleh orang-orang yang sudah mapan adalah anggapan yang keliru. Mengapa? Karena asuransi sejatinya merupakan produk yang memberikan perlindungan terhadap risiko. Dan kenyataannya, risiko mengintai siapa saja, tanpa memandang status kepegawaian atau masa kerja atau harta.

Bagi mereka yang berstatus pegawai tidak tetap, asuransi justru bisa menjadi penyelamat di saat jatuh sakit atau musibah lain. Jangan lupa, pegawai tidak tetap biasanya tidak mendapatkan tunjangan remunerasi apapun jika tidak bekerja.

Maka, jika pekerja tidak tetap tidak memiliki asuransi kesehatan, maka ia akan kesulitan mendapatkan pengobatan dan tindakan medis yang dibutuhkan.

Lalu, jenis asuransi apa saja yang layak Anda pilih sebagai pekerja tidak tetap? Minimal, pekerja tidak tetap memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Asuransi kesehatan akan memberikan proteksi terhadap risiko jatuh sakit. Sedangkan asuransi jiwa memberi manfaat berupa uang pertanggungan (UP) bagi orang-orang yang ditinggalkan jika tertanggung wafat.

Bagi Anda yang baru merintis karir, Anda bisa memilih produk yang memiliki premi murah di awal kepesertaan. Setelah status Anda menjadi pegawai tetap, usahakan untuk melakukan upgrade dengan memilih produk yang menawarkan manfaat lebih banyak.

 

Menjadi pekerja tidak tetap bukan menjadi hambatan Anda untuk melakukan perencanaan keuangan. Dengan mengelola keuangan dengan tepat, Anda juga bisa hidup nyaman dan tenang.