Family Care
Wabah virus penyebab kematian terjadi dimana-mana. Jika di China dan sejumlah negara ada virus corona, Indonesia juga ada wabah virus yang fenomenal, yakni virus babi. Puluhan ribu babi di Sumatera Utara mati karena virus itu sejak akhir tahun 2019.
Kasus serupa juga terjadi di Nusa Tenggara Timur baru-baru ini. Bisakah virus itu menyerang manusia? Atau apakah daging babi yang sudah terkena virus aman dikonsumsi?
Baca juga: Yuk, Waspadai Penularan Virus Corona Dengan 5 Langkah Berikut
Virus babi adalah sebutan umum di masyarakat untuk menjelaskan penyebab kematian ribuan babi secara mendadak. Menurut pengumuman Balai Veteriner Medan, penyebab kematian puluhan ribu babi tersebut adalah virus kolera babi atau hog cholera. Ada indikasi juga kematian babi disebabkan oleh penyakit demam babi Afrika atau virus African Swine Fever.
Kolera babi punya nama lain yakni virus babi klasik atau classical swine fever. Virus merusak sistem kekebalan tubuh ternak yang bisa menyebabkan kematian. Gejala kolera babi antara lain:
Kolera babi bisa menyerang semua babi, baik yang sehat dan sakit, serta babi anak-anak hingga dewasa melalui air liur, sekresi hidung, urine, dan feses. Untungnya virus babi klasik ini hanya menyerang babi, tidak bisa menular ke hewan ternak lain atau bahkan manusia.
Bahkan, daging dari babi yang terinfeksi virus babi klasik aman dikonsumsi. Namun, Anda harus memastikan penyajian daging babi dilakukan dengan baik, seperti dimasak hingga matang agar semua virus dan bakteri yang terkandung didalamnya mati. Daging yang tidak dimasak secara baik dan matang dapat merugikan kesehatan kita seperti muntah-muntah, bahkan diare.
Baca juga: Awas Bersin-Bersin! Ikuti 6 Cara Mencegah Flu Berikut
Demam babi Afrika adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan virus african swine fever. Karena, penyakit ini pertama kali teridentifikasi di Kenya, Afrika Timur pada tahun 1921. Gejala yang sering terlihat dari penyakit ini adalah:
Oleh karena itu, jika gejala itu sudah muncul, lebih baik babi langsung dimatikan. Karena belum ada obat untuk demam babi Afrika. Sedangkan virus african swine fever mudah menyebar melalui sisa makanan, gigitan caplak, kontak fisik, dan kontrak dengan beda mati pembawa partikel virus.
Sama seperti kolera babi, virus african swine fever juga hanya menyebar ke babi yang lain. Sejauh ini belum ada kasus penyebaran demam babi afrika ke hewan lain dan manusia.
Daging dari babi yang terkena virus african swine fever juga aman dikonsumsi. Karena virus akan mati jika daging dimasak dengan matang. Namun, lebih baik jika babi terinfeksi african swine fever dimatikan dan dikubur saja agar tidak menyebar ke babi lainnya.
Virus dan bakteri pembawa penyakit bisa berkembang biak jika lingkungan sekitar kita kotor. Ayo jaga kebersihan lingkungan dan menjalankan pola hidup sehat agar penyakit tak mudah datang. Jangan lupa menyiapkan asuransi kesehatan karena penyakit bisa datang kapan saja.
Baca juga: Ayo Mulai Dari Hal Kecil Berikut Ini Demi Lingkungan Bersih