Lompat ke konten utama

Apa yang Perlu Anda Perhatikan Sebelum Membeli Asuransi Penyakit Kritis? Simak Tips Ini

03/2023
elderly using a walker

Memiliki asuransi penyakit kritis merupakan pilihan yang masuk akal di zaman sekarang. Maklum, risiko penyakit kritis bisa menghinggapi siapa saja, baik kaum tua maupun muda. Selain itu, biaya pengobatan penyakit kritis yang menjulang tinggi juga menjadi alasan utama mengapa Anda perlu asuransi penyakit kritis. Dengan memiliki asuransi penyakit kritis, maka Anda terlindungi dari risiko bangkrut.

Perencana keuangan Freddy Pieloor mengatakan, sebetulnya manfaat yang ditawarkan pada asuransi kesehatan juga bisa dipakai untuk klaim penyakit kritis. Hanya saja, manfaat di asuransi kesehatan tidak optimal. “Penggantian pengobatan di asuransi kesehatan terbatas, sehingga tidak bisa menjangkau seluruh pengobatan penyakit kritis. Itu sebabnya, banyak perusahaan asuransi juga menawarkan asuransi penyakit kritis,” tutur Freddy, November 2019.

Alasan mengapa Anda perlu asuransi penyakit kritis

 

1. Penyakit kritis merupakan penyebab kematian utama kematian

Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit-penyakit yang berstatus kritis termasuk dalam penyebab 70% kematian di dunia. Contoh penyakit kritis antara lain serangan jantung, stroke, kanker, penyakit akibat kerusakan ginjal, hipertensi, dan diabetes melitus.

 

2. Penyakit kritis bisa menyerang usia muda

Meski sebagian besar pasien penyakit kritis menyerang orang berusia 65 tahun ke atas, namun tak berarti anak muda terlepas dari risiko ini. Gaya hidup masyarakat yang tidak sehat seperti merokok, terpapar polusi udara yang tinggi, kerja terlampau keras sehingga kurang istirahat, stres, dan tidak menjaga pola makan membuat anak muda juga berisiko terkena penyakit kritis. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seperti dikutip Viva (Juni 2019) menunjukkan bahwa penyakit jantung mulai menyerang orang berusia 25 tahun hingga 29 tahun.

 

3. Biaya pengobatan penyakit kritis sangat mahal

Biaya pengobatan penyakit kritis yang mahal akhirnya merembet ke kesehatan keuangan. Penelitian ASEAN Cost in Oncology tahun 2014-2015 seperti dikutip Tribunnews (Januari 2019) menunjukkan bahwa setengah dari pasien kanker yang diteliti mengalami kebangkrutan dan seperempat meninggal dunia.

 

4. Kehilangan pekerjaan dan penghasilan

Di saat yang sama, kondisi kesehatan yang menurun atau pengobatan yang intensif membuat pasien penyakit kritis tak bisa aktif bekerja. Ini menyebabkan tak sedikit pasien penyakit kritis yang kehilangan pekerjaan dan penghasilan untuk menuntaskan pengobatan. Dalam kondisi ini, ada keluarga yang membutuhkan sokongan finansial untuk melakukan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Tips sebelum membeli asuransi kesehatan

Setelah mengetahui alasan pentingnya memiliki asuransi penyakit kritis, kini saatnya Anda memperhatikan beberapa hal berikut sebelum membeli.

 

1. Perhatikan usia, kecenderungan genetis, dan gaya hidup

Penyakit kritis bisa dipicu oleh dua hal, yakni faktor keturunan atau genetis dan gaya hidup. Jadi pertama-tama yang perlu Anda perhatikan ialah kecenderungan genetis penyakit kritis di keluarga Anda. “Apakah orangtua atau kakek-nenek ada yang menderita penyakit kritis? Jika ada, mungkin Anda perlu mengutamakan asuransi yang mencakup perlindungan penyakit turunan yang ada di keluarga Anda,” ujar Freddy. Selain itu, perhatikan pula usia Anda. Semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan ia terkena penyakit kritis.

 

2. Cari total biaya yang dibutuhkan untuk penyakit kritis

Setelah mengetahui risiko penyakit kritis yang mungkin Anda derita akibat genetis dan gaya hidup, maka saatnya mencari tahu biaya pengobatan penyakit kritis tersebut. Proses pengobatan penyakit-penyakit kritis biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Penyebabnya, tak cuma karena harga obat dan biaya konsultasi dokter yang mahal, tetapi juga proses penyembuhan yang bisa berlangsung hingga tahunan. Ini menyebabkan biaya penyakit kritis sangat tinggi, bisa mencapai miliaran rupiah. Untuk sakit kanker misalnya, di tahun pertama bisa menghabiskan biaya pengobatan Rp100 juta untuk operasi, obat-obatan, dan kemoterapi. Sementara untuk sakit jantung, biaya bypass dan kateterisasi bisa mencapai Rp 150 juta-Rp200 juta. Jadi, galilah informasi sebanyak mungkin mengenai biaya pengobatan penyakit kritis.

 

3. Berapa santunan dan jenis-jenis penyakit yang tercakup dalam asuransi

Selanjutnya, Anda perlu mencari berapa jenis penyakit kritis yang dilindungi, apa saja jenis-jenisnya, serta besar santunan yang diberikan untuk masing-masing penyakit tersebut. Pastikan penyakit yang hendak Anda lindungi termasuk kondisi yang dilindungi dan akan menerima manfaat.

 

4. Syarat manfaat akan dicairkan

Pelajari pula kondisi atau persyaratan manfaat asuransi penyakit kritis bisa dicairkan, apakah bisa cari sejak tahap awal, atau baru akan cair di tahap lanjut. “Kadang kriteria untuk dapat manfaat santunan penyakit kritis itu tidak mudah, misalnya manfaat baru cair kalau sudah stadium 4. Sebetulnya kalau sudah tahapan lanjut, percuma keluar banyak dana karena kemungkinan sembuhnya juga kecil,” kata Freddy. Untuk itu, ia menyarankan untuk memilih asuransi penyakit kritis yang bisa cair sejak stage awal.

 

5. Coverage negara

Perhatikan pula negara yang termasuk dalam cakupan polis, apakah hanya pengobatan di Indonesia atau termasuk pengobatan di luar negeri. Sesuaikan dengan pengobatan penyakit yang berisiko Anda derita, apakah pengobatannya akan berhasil jika dilakukan di Indonesia atau di luar negeri. “Pastikan pengobatan yang ingin Anda peroleh terlindungi oleh polis,” kata Freddy.

 

6. Perhatikan kemampuan ekonomi

Sesuaikan asuransi penyakit kritis dengan kemampuan Anda membayar premi. Dalam hal ini, Anda bisa membandingkan antara satu polis dengan polis lainnya. Termasuk pula bandingkan apakah premi berbeda jika asuransi penyakit kritis berdiri sendiri (stand alone) atau berupa tambahan (rider) asuransi lain. Menurut Freddy, jika seseorang dengan bujet terbatas, cukup mengambil asuransi kesehatan yang juga melindungi penyakit kritis. Namun, untuk seseorang dengan profil ekonomi menengah ke atas, dianjurkan untuk mengambil asuransi penyakit kritis.

 

7. Kenali pre-existing condition

Kenali pula kondisi penyakit yang sudah diderita sebelum masa polis atau disebut juga pre-existing condition. Umumnya, perusahaan asuransi tidak mau melindungi pre-existing period. Dalam hal ini, Anda perlu mengungkapkan secara jujur mengenai penyakit yang sudah ada untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

 

8. Pelajari cara pengajuan klaim

Yang juga tak kalah penting, perhatikan pula cara pengajuan klaim. Semakin mudah, akan semakin menolong Anda ketika masuk rumah sakit. Maka, perusahaan asuransi yang menawarkan proses klaim online boleh menjadi pertimbangan Anda.

 

Semoga setelah membaca tips di atas, kini Anda semakin mantap memilih asuransi penyakit kritis. Dengan memiliki asuransi penyakit kritis, Anda tak hanya melindungi kesehatan, tapi juga melindungi keuangan Anda.

Asuransi Penyakit Kritis
Asuransi Penyakit Kritis

Essential Critical Care

Produk asuransi yang memberikan Manfaat Diagnosis Penyakit Kritis Stadium Awal, Manfaat Diagnosis Penyakit Kritis Stadium Lanjut dan Manfaat Meninggal Dunia serta tersedia pilihan Pengembalian Premi jika tidak ada klaim.